Tokoh Tokoh: Jengis Khan, Penakluk dari Mongol

Friday 29 May 2015

Jengis Khan, Penakluk dari Mongol


Raja Jengis Khan adalah pemimpin dan penakluk dari Mongol terbesar yang pernah ada. Dia lahir sekitar tahun 1162. Ayahnya adalah seorang kepala suku kecil. Ayahnya menamakan anaknya Temujin sesudah dia mengalahkan kepala suku lain. Tatkala Temujin berumur sembilan tahun, ayahnya terbunuh oleh suku lawannya dan sesudah itu anggota keluarganya yang kebetulan masih hidup berada dalam cengkeraman ketakutan dan keterasingan. Ini adalah suatu permulaaan dari kehidupannya yang suram bagi Temujin. Ketika dia sudah menginjak usia muda remaja, dia tertawan dalam suatu pertempuran melawan suku lawannya.



Untuk mencegah dia bisa lolos, sebuah gelang bambu digantungkan di batang lehernya. Dari keadaan yang tidak tampak jalan keluarnya, Temujin mampu bangkit menjadi manusia yang terkuat di dunia. Kebangkitannya bermula dari usahanya meloloskan diri dari tahanan lawannya. Kemudian dia bergabung dengan Toghril, teman akrab mendiang ayahnya yang merupakan seorang kepala suku yang punya kaitan hubungan di daerah itu. Tahun-tahun berikutnya yang penuh dengan baku hantam antar suku, Temujin selangkah demi selangkah berjuang keras mencapai puncak.

Suku-suku Mongol lama terkenal dengan penunggang kudanya yang mahir dan pendekar-pendekar yang keras tak kenal ampun. Sepanjang sejarah, mereka tak henti-hentinya menggempur Cina bagian utara. Tetapi sebelum Temujin muncul, suku Mongol suka berperang dengan sesamanya. Dengan kelihaian menggabungkan sikap keberanian, diplomasi, kekerasan dan kesanggupan mengorganisir, Temujin berhasil menyatukan semua suku-suku dibawah kepemimpinannya. Pada tahun 1206, sebuah pertemuan besar antar suku-suku Mongol memberi julukan Temujin "Jengis Khan" yang berarti "Kaisar semesta". Kekuatan militer Jengis Khan yang menakutkan menunjukan ujung tombaknya ke negeri-negeri yang berdampingan. Mula-mula dia menyerang Hsi Hsia di timur laut China dan Kekaisaran Chin di utara China.

Ketika pertempuran sedang berlangsung, pertengkaran timbul antara Jengis Khan dan Khwarezm Shah Muhammad yang memerintah kerajaan yang lumayan besarnya di Persia dan Asia Tengah. Pada tahun 1219, Jengis Khan menggerakkan pasukannya menyerang Khwarezm Shah. Asia Tengah dan Persia diambil alih dan kerajaan Khwarezm Shah Muhammad dihancurkan. Bersamaan dengan itu, sebagian pasukan Mongol menyerang Rusia, Jengis Khan pribadi memimpin tentaranya menyerbu Afganistan dan India bagian utara. Dia kembali ke Mongolia pada tahun 1225 dan wafat di sana pada tahun 1227.

Sesaat sebelum Jengis Khan meninggal dunia, dia meminta agar putera ketiganya, Ogadai, ditetapkan jadi penggantinya. Ini merupakan pilihan yang bijaksana karena Ogadai menjadi seorang jenderal yang brilian atas hasil usahanya sendiri. Di bawah kepemimpinannya, pasukan Mongol meneruskan penyerbuannya di China, sepenuhnya menguasai Rusia, dan menyerbu maju menuju Eropa. Di tahun 1241, gabungan tentara Polandia, Jerman, Hongaria sepenuhnya diserang oleh orang-orang Mongol yang maju pesat menuju Budapest. Tetapi pada tahun itu, Ogadai meninggal dunia dan pasukan Mongol mundur dari Eropa dan tak pernah kembali lagi.

Ada masa kekosongan kepemimpinan ketika para kepala suku Mongol saling betengkar mengenai pengganti pimpinan. Sementara itu di bawah kepemimpinan dua Khan berikutnya (Mangu Khan dan Kublai Khan, keduanya cucu Jengis Khan) orang-orang Mongol meneruskan maju mendesak terus di Asia. Tahun 1279 orang-orang Mongol sudah menguasai sebuah empirium yang terluas dalam sejarah. Penguasaan daerahnya meliputi Cina, Rusia, Asia Tengah, Persia dan Asia Tenggara. Tentaranya melakukan gerakan maju yang penuh keberhasilan menambah daerah yang membentang mulai dari Polandia hingga belahan utara India, dan kekuasaan Kublai Khan diakhiri di Korea, Tibet, dan beberapa bagian Asia Tenggara.

Suatu empirium yang sangat luas daerahnya dengan sendirinya sukar diatasi dengan sistem transportasi yang masih primitif. Akibatnya, sangat sulit memelihara keutuhan daerah kekuasaan, sehingga pada akhirnya empirium itu terpecah belah. Tetapi, kekuasaan Mongol masih mampu bertahan hingga bertahun-tahun. Orang Mongol baru terdorong dari sebagian besar China tahun 1368. M. Bahkan, kekuasaan mereka atas daerah Rusia berlangsung lebih lama. "Pengelana Emas", julukan yang diberikan kepada kerajaan cucu Jengis Khan bernama Batu didirikan di Rusia berlangsung hingga abad ke-16 dan Khamate dari Crimea bertahan hingga tahun 1783. Cicit-cicit lain Jengis Khan mendirikan dinasti-dinasti yang menguasai Asia Tengah dan Persia. Kedua daerah ini ditundukkan di abad ke-14 oleh Timurleng (Tamerlane) yang juga berdarah Mongol dan mengklaim dirinya keturunan Jengis. Dinasti Tamerlane berakhir di abad ke-15, namun bukan berarti penaklukan dan penguasaan Mongol sudah berhenti. Cicit Tamerlane bernama Baber menyerbu dan menduduki India dan mendirikan dinasti Mogul (Mongol). Penguasa-penguasa Mogul, yang menguasai hampir seluruh India tetap menggenggam tampuk kekuasaan hingga pertengahan abad ke-18.

Salah satu pengaruh tidak langsung dari penaklukan Jengis Khan menyimpan makna tersendiri. Penaklukan Mongol yang berbarengan dengan penyatuan sebagian besar Asia telah mengembangkan rute perdagangan di kawasan itu sekaligus mendorong arus perdagangan antara China dan Eropa. Pedagang Eropa seperti Marco Polo dengan demikian dapat melakukan perjalanan ke China dan kembali membawa berbagai rupa kisah tentang betapa kaya dan makmurnya China. Peningkatan kegiatan ekonomis dengan daerah Timur ini dan kenaikan minat di Cgina sendiri adalah salah satu sebab yang menggoda orang-orang Eropa untuk berdatangan dan mengeksploitir Timur.


No comments :

Post a Comment