Tokoh Tokoh: Charles Townes, Penemu Laser

Monday 25 May 2015

Charles Townes, Penemu Laser



Charles Hard Townes lahir di Greenville, South Caroline pada tanggal 28 Juli 1915. Ia adalah seorang lulusan dari Furman University sebelum mendapatkan gelar sarjananya dari Duke University dan Caltech. Setelah mengambil pasca sarjana di Duke University dan California Institute of Technology, Ia pun menjadi teknisi peneliti di Bell Laboratorium untuk merancang sistem pembom yang dikendalikan radar selama Perang Dunia ke II. Kemudian dia pun mengajar di Columbia University dan MIT di jurusan fisika. Pada tahun 1961, dia mulai meneliti tentang bidang optik yang membuatnya mendapatkan penghargaan dunia.



Pada tahun 1951, ketika Charles duduk di bangku sebuah taman, ide mengenai maser atau microwave amplification by stimulated emission of radiation (penguatan gelombang mikro oleh pemancaran radiasi yang terstimulasi) muncul dalam otaknya sebagai suatu cara untuk menghasilkan gelombang mikro berintensitas tinggi dan pada tahun 1953, maser pertama mulai bekerja. Dalam perangkat ini, molekul amoniak dinaikkan ke tingkat vibrasional tereksitasi lalu dimasukkan ke rongga resonan. Di sini, seperti pada laser, pemancaran terstimulasi ditimbulkan sehingga menghasilkan kelompok foton yang panjang gelombangnya sama, dalam hal ini sama dengan 1,25 cm pada spektrum gelombang mikro. "Jam atom" berketelitian tinggi dibuat menurut konsep ini, dan penguatan maser zat padat dipakai juga dalam bidang semacam radioastronomi.

Pada tahun 1958, Townes dan Arthur Schawlow telah menarik perhatian orang melalui makalah yang mengemukakan bahwa skema yang sama bisa dilaksanakan dalam daerah panjang gelombang optik. Sebelumnya, Gordon Gould, seorang mahasiswa pasca sarjana di Columbia University telah menyimpulkan hal yang sama, namun ia tak menerbitkan hasil perhitungannya saat itu juga.

Charles Townes adalah penemu laser (light amplification by stimulated emission of radiation) dan pemenang Nobel untuk fisika. Ia kembali menjadi berita karena berhasil memenangkan hadiah bidang keagamaan tahunan yang nilainya terbesar.

Townes menjadi mengajar sebagai profesor di University of California, Berkeley. Hadiah yang diterimanya adalah Templeton Prize untuk penelitian dan pengembangan temuan spiritual. Hadiah ini sendiri bernilai 795.000 poundsterling atau sekitar 14 miliar rupiah. Ia dihargai karena pembicaraan dan tulisannya yang bertema peran penting ilmu pengetahuan dan agama.

Townes pertama kali menekuni topik ini pada tahun 1964 yaitu pada tahun yang sama ketika ia menerima Nobel untuk laser dan maser bersama dengan dua peneliti asal Rusia. Topik pertamanya dalam bidang ini disampaikan pada kelas Alkitab untuk pria di gereja Riverside, New York. Pembicaraannya diterbitkan oleh majalah IBM Think, dan dalam majalah alumni MIT (Massachusetts Institute of Technology). Namun publikasi ini dan artikel susulannya mendapat tentangan dari alumnus lainnya di MIT. Demikian pula tendensi religius Townes mendapat tentangan dari penyokong doktoralnya di California Institute of Technology.


"Banyak yang tidak menyadari bahwa ilmu pengetahuan juga berdasarkan asumsi dan kepercayaan. Tidak ada yang bisa dibuktikan secara absolut," jelas Townes. "Temuan-temuan indah dalam ilmu pengetahuan dan agama datang dari upaya kita untuk observasi, asumsi yang mendalam, kepercayaan dan logika." Ia mencontohkan ilham yang didapatnya mengenai maser saat duduk di bangku taman di Washington DC dengan Wahyu yang ada di dalam Alkitab. Temuan-temuan dalam bidang fisika juga menunjukkan bahwa kecil kemungkinan keberadaan kehidupan merupakan ketidaksengajaan. Ini menimbulkan pertanyaan keagamaan mengenai apakah alam semesta ini pun telah direncanakan.










Charles Townes meninggal pada tanggal 27 Januari 2015 saat berusia 100 tahun di Berkeley, California.

No comments :

Post a Comment