Edward Teller lahir di Budapest, Austria-Hongaria pada tanggal 15 Januari 1908. Ia adalah seorang ilmuan yahudi. Sejak 1935, Teller tinggal di Amerika untuk melarikan diri dari Tentara Nazi di Eropa. Dia lalu bekerja di proyek Manhattan di Los Alamos, New Mexico pada tahun 1943-1946. Proyek tersebut mampu mengupayakan pengembangan bom atom yang kemudian hari dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki. Hingga hari ini, belum ada bom nuklir yang digunakan manusia lagi sejak saat itu.
Teller belajar fisika di Leipzig University di Jerman. Dia lalu bekerja sebagai ahli fisika di Los Alamos Scientific Laboratory selama Perang Dunia II. Teller juga membantu pembentukan laboratorium yang diarahkannnya selama lebih dari dua tahun pada 1950-an. Dia lalu menjadi asisten direktur fisika sampai pensiun pada 1977.
Pada 1939, Teller merupakan salah satu di antara tiga ilmuwan yang mendorong Albert Einstein untuk mengingatkan Presiden Franklin D. Roosevelt bahwa kekuatan fisi nuklir (pecahan sebuah inti atom) bisa digunakan membentuk senjata baru yang kuat. Pada 1941, sebelum bom atom pertama lahir, ilmuwan sejawatnya, Enrico Fermi, berpendapat bahwa fusi nuklir bisa lebih dahsyat.
Karya berikutnya, dia mengembangkan bom hidrogen yang kemudian lekat pada identitas dirinya. Peran utamanya dalam pengembangan senjata termonuklir (bom hidrogen) sangat terkenal. Namun, dia juga membuat kontribusi yang luar biasa bagi pengembangan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam (dasar pencegahan nuklir) dan rudal pertahanan.

Teller merupakan penasihat bagi sains terapan dan merupakan salah satu pemimpin teknik yang paling berpengaruh dalam pertahanan nasional sejak Perang Dunia II sampai saat ini. Nasihatnya juga sangat berpengaruh dalam sistem rudal inisiatif pertahanan strategis yang dijuluki sebagai "Perang Bintang".
Teller menerima banyak penghargaan dalam karirnya yang panjang, termasuk Albert Einstein Award, Enrico Fermi Award, dan Medali Ilmu Pengetahuan Nasional. Pada awal tahun 2003, dia mendapatkan penghargaan Medali Kebebasan Presiden yang merupakan penghargaan tertinggi di AS.
Dia tidak bisa menghadiri upacara khusus di Washington yang dipimpin Presiden George W. Bush itu. Karena itu, penghargaannya tersebut diterima putrinya, Wendy. Semasa hidupnya, dosen fisika di University of California tersebut tinggal bersama Paul (putranya), Wendy (putrinya), empat cucunya, dan seorang cicit.
Peran Dr. Edward Teller sangat strategis dalam strategi persenjataan AS, mulai bom atom saat Perang Dunia II hingga konsep Perang Bintang semasa Presiden Reagan. Bersama Einstein, dia "menyadarkan" Presiden Roosevelt terhadap kekuatan nuklir. Di tahun-tahun terakhir hidupnya, dia banyak dikenal untuk anjuran solusi teknologinya yang kontroversial pada masalah sipil dan militer, termasuk rencana penggalian pelabuhan buatan di Alaska menggunakan bahan peledak termonuklir. Pakar "bom kiamat" itu meninggal akibat stroke yang menyerangnya. Teller meninggal tanggal 9 September 2003 dalam usia 95 tahun di rumahnya di Kampus Universitas Standford, California.
No comments :
Post a Comment